Minggu, 29 Desember 2013

AUTOBIOGRAFI


AUTOBIOGRAFI


Nama saya Masfi Fauzi dan saya lahir di Jakarta pada tanggal 2 juni 1993. Saya adalah anak ke 2 dari 5 bersaudara dari sepasang orang tua yang bernama Mashapi dan ibu saya bernama Mas Maria Magdalena. Saya lahir Jakarta pada tanggal 2 juni 1993. Untuk saat ini saya tinggal di daerah jakarta barat yang tepatnya di jalan Gajah Mada 3 no 38a. Awal mula saya menuntut ilmu di sekolah dasar (SD) di SDN Keagungan 01 pada tahun 2004, lalu untuk sekolah tingkat menengah (SMP) saya bersekolah di SMPN SSI 5 jakarta pusat pada tahun 2007, Sesudah saya lulus dari SMP saya lanjut SMK di sekolah SMKN 1 budi utomo jakarta pusat pada tahun 2010, dan untuk saat ini saya lanjut ke perguruan tinggi di sebuah universitas ternama didaerah depok yaitu Universitas Gunadarma dan saya masih aktif sampai sekarang sebagai mahasiswa semester 5.

Pada dasarnya hobi dan cita-cita saya adalah untuk menjadi seorang pilot, karena pada dasarnya sejak dari kecil saya amat menyukai yang namanya pesawat ataupun yang berhubungan dengan luar angkasa. karena saya memiliki cita-cita sebagai pilot saya mencoba untuk mendalami ilmu penerbangan mulai dari saya sejak SD sekitar kelas 5 mulai dari membaca buku, games simulator, sampai saya pernah menjalani sebuah aktifitas belajar menerbangkan pesawat (simulator) pada saat saya duduk dibangku kelas 2 SMP. dan untuk menggapai cita - cita saya tersebut saya memiliki niat untuk masuk kesekolah penerbangan yaitu SMKN 29 (penerbangan), namun keberuntungan belum berpihak pada saya, karena padaa saat itu untuk masuk kesolah tersebut harus memiliki nilai yang cukup besar dan ditambah dengan persyaratan penunjang lainnya. pada saat saya daftar saya blum bisa masuk kesekolah tersebut karena pada tahap seleksi nilai di hari terakhir saya gugur. Karena saya tidak mampu masuk kesekolah tersebut saya mulai berfikir mungkin saya tidak cocok untuk menjadi seorang pilot. karena untuk menjadi seorang pilot tidak bisa masuk kesekolah pada umumnya, karena dalam ilmu penerbangan hanya diajarkan pada sekolah tersebut. 

Karena saya merasa bahwa cita-cita saya hampir gagal saya mencoba untuk berubah pandangan dalam menggapai cita - cita. pada saat itu saya berubah pikiran untuk menjadi seorang pemain sepak bola profesional. karena saya sempat berfikir untuk menjadi seorang sepak bola profesional itu tidak harus masuk kesebuah sekolah khusus. melainkan walaupun hanya dengan belajar otodidak saya pun bisa belajar. Dan mulai dari situ saya memiliki aktivitas tambahan yaitu berlatih sepak bola disebuah sekolah sepak bola Assiop Appac Inti. dan alhamdulillah selama saya berlatih disana sekitar 6bulan saya mulai dapat pengalaman mulai dari kompetisi biasa sampai kompetisi nasional. bahkan cita-cita saya hampir bisa dibilang sukses pada saat di tempat saya berlatih ada ajang pencarian bakat sayapun terpilih. Tapi pada ajang tersebut saya pun masih harus diseleksi dengan ratusan orang yang terdiri dari orang seluruh indonesia. Dan alhasil saya pun gagal mendapatkan kesempatan terbaik itu karena saya tersisih di tahap seleksi.

Dan sejak dari itu pun saya memutuskan untuk tidak usah berfikir terlalu jauh untuk menggapai cita - cita, karena mulai dari situ saya mencoba untuk menjadi orang yang sukses saja tanpa harus berlatih dan berlatih setiap hari. karena pada dasarnya menurut saya orang sukses itu tidak perlu memiliki skill atau kemapuan khusus, melainkan hanya dengan memiliki tekad - kemauan - usaha dan doa. jadi saya fikir yasudah saya jalankan saja hidup ini dengan pandangan / tujuan hidup saya untuk menjadi sukses. memang tidak gampang menjadi orang sukses disatu sisi harus belajar saya pun harus rajin, harus mempunyai tekad yang kuad, harus memiliki tujuan hidup dan harus memiliki tekad yang kuat untuk berkerja keras. dan semua itu saya masih jalankan sampai sekarang untuk menjadi sebuah orang yang sukses. 

karena menurut saya Arti sukses yaitu kesuksesan adalah sebuah perjuangan dan doa  karna dari hasil perjuangan itu sendiri yaitu sukses. Ya walaupun ada seseorng yang sudah bejuang dan  berkorban tapi tidak membuahkan kesuksesan berarti orang itu tidak sungguh-sungguh menginginkan kesuksesan itu karna yang sugguh-sungguh menginginkan kesuksesannya adalah orang yang yang berjuang dengan sungguh-sungguh dibarengi dengan doa karna kalau usaha tidak dibarengi dengan doa itu namanya takabur,mereka yang sepeti itu adalah orang-orang yang terlalu pede dengan kemampuannkya padahal ada hal yang paling penting yang bisa merubah kehidupan kita lebih mudah yaitu dengan do’a tapi sebaliknya kalau kita itu berdo’a terus tidak dibarengi dengan usaha atau perjuangan itu sama sekali bohong dan jikalau seperti itu sama sekali tidak akan berbuah kesuksesan.

Dan kesuk sesan itu sebuah prestasi yang diraih oleh seseorang yang kehidupannya penuh dengan manajemen.mereka dapat memenej kehidupannya dengan serapih mungkin atau bisa disebut juga dengan orang-orang disiplin.karna saya lihat orang-orang disekeliling saya yang meraih kesuksesan adalah orang-orang yang kehidupannya yang kelillingi oleh kedisiplinan.

x

Kerangka Karangan

Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

Manfaat Kerangka Karangan
1.      Untuk menyusun karangan secara teratur.
2.      Mempermudah pembahasan tulisan.
3.      Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
4.      Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
5.      Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
6.      Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
7.      Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.
Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka karangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi, dan dipertimbangkan secara menyeluruh.

Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik
1.      Pengungkapan maksudnya harus jelas.
2.      Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.
3.      Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
4.      Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.


Macam-macam Susunan Kerangka Karangan
·         Alamiah
Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan nyata di alam. Oleh karena itu, susunan alamiah dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
1. Berdasar urutan ruang.
Topik yang diuraikan berkaitan erat dengan ruang / tempat : dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, urutan geografis.
Contoh
Topik : Banjir.
Tujuan : Untuk mengetahui lokasi banjir.
Tema : Beberapa lokasi banjir di dunia.
I. BANJIR YANG TERJADI DI LUAR INDONESIA
A. Banjir di Asia
1. Banjir di China.
2. Banjir di Taiwan.
B. Banjir di Eropa
1. Banjir di Belanda.
2. Banjir di Inggris.
II. BANJIR YANG TERJADI DI INDONESIA.
A. Banjir di Pulau Jawa
1. Banjir di DKI Jakarta.
2. Banjir di Pacitan.
B. Banjir di luar Pulau Jawa
1. Banjir di Papua Barat.
2. Banjir di Padang.
2. Urutan waktu.
Bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian. Setipa peristiwa hanya menjadi penting dalam hubungannya dengan yang lain.
Contoh
Topik: masyarakat
Tujuan: untuk mengetahui perkembangan masyarakat
Tema: Perkembangan masyarakat  dari jaman ke jaman.
I. MASYARAKAT PEMBURU DAN PERAMU
A. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Indonesia
1. Di Irian
2. Di Kepulauan Mentawai
II. MASYARAKAT PETANI DAN PETERNAK
A. Masyarakat Petani  dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Petani dan Peternak di Indonesia
1. Masyarakat petani di Pulau Jawa
2. Masyarakat peternak di Nusa TenggaraTimur
III. MASYARAKAT INDUSTRI
A. Masyarakat Industri Modern
B. Masyarakat Industri Canggih
3. Urutan topik yang ada.
Bagian-bagian diterangkan tanpa memasalahkan mana yang penting. Misal, laporan keuangan : pemasukan dan pengeluaran, bagian-bagian dalam sebuah lembaga, dll.
Contoh
Topik: Hutan
Tujuan: Untuk mengetahui pemanfaatan hutan
Tema: Pemanfaatan hutan.
I. MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH
A. Mencegah Erosi
B. Mengurangi Polusi
1. Polusi Udara
2. Polusi Suara
C. Sebagai Hutan Lindung
II. MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMIS
A. Hutan Tanaman Industri
B. Hutan untuk Rekreasi
C. Hutan untuk Penelitian
Untuk pola berdasar urutan topik yang ada, penulis tidak perlu
memperhatikan  mana yang akan didahulukan.
·         Logis
Merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika / pola pikir manusia. Untuk susunan logis, dibagi berdasarkan :
1. Klimaks-Anti klimaks.
Anggapan bahwa posisi tertentu dari sebuah rangkaian merupakan posisi yang paling penting. Terdiri dari dua :
1. Urutan klimaks = yang penting di akhir.
2. Urutan antiklimaks = yang penting di awal.
Model ini hanya efektif untuk menguraikan sesuatu yang berhubungan dengan hirarki misalnya urutan pemerintahan.
Contoh
Topik: Banjir
Tujuan: Untuk mengetahui akibat banjir
Tema: Banjir dan akibatnya
I. MUSIM PENGHUJAN MULAI
II.PENGGUNDULAN HUTAN
III. EROSI DI MANA-MANA
IV. PENDANGKALAN SUNGAI
V. MUSIBAH BANJIR
VI. PENDERITAAN MASYARAKAT
2. Umum-Khusus.
a. Umum  – khusus : Hal besar diperinci ke  hal- hal yang lebih kecil atau bagian-bagiannya.
Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu  suku-suku dan kebudayaannya.
b. Khusus  – Umum : Sebaliknya.
Contoh
Topik: Pendidikan
Tujuan: Untuk mengetahui pendidikan di masyarakat
Tema: Pendidikan di masyarakat
I. PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT SECARA UMUM
II. PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PERKOTAAN
III. PENDIDIKAN DI MASYARAKAT T PEDESAAN
IV. PENDIDIKAN PADA GENERASI MUDA
3. Sebab-Akibat.
a. Sebab ke  akibat : masalah utama sebagai sebab, diikuti perincian akan akibat-akibat yang mungkin  terjadi.
Misal ; penulisan sejarah, berbagai  persoalan sosial : kerusakan hutan, perubahan  cuaca global.
b. Akibat ke  sebab : masalah tertentu sebagai akibat, diikuti perincian sebab-sebab yang  menimbulkannya.
Misal : Krisis multidimensi di  Indonesia.
Contoh
Topik:  Premanisme di Jakarta
I. PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TERSENDAT
II. INDUSTRI TUTUP KARENA BAHAN BAKAR LANGKA
III. LAPANGAN KERJA MENCIUT
IV. MENCARI UANG DENGAN CARA MUDAH
4. Proses.
Dimulai  dari penyajian masalah sampai penulisan kesimpulan  umum atau solusi. Contoh: Banjir di Jakarta,  penyebabnya dan alternatif penyelesaiannya. 
Sistem Penomoran pada Kerangka Karangan
contoh sistem penulisan Huruf-Angka
1. Sistem Campuran Huruf dan Angka.
I  . Angka Romawi Besar untuk BAB
A. Huruf Romawi Besar untuk Sub Bab
1. Angka Arab besar
a. Huruf Romawi Kecil
i. Angka Romawi Kecil
(a) Huruf Romawi Kecil Berkurung
(1) Angka Arab Berkurung

Contoh :
I. Pendahuluan
II. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia
A. Bukti-Bukti dari Sensus 2000
B. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995
C. Studi Kasus di Lampung
1. Pengukuran Fertilitas
2. Penyebab Perbedaan fertilitas
a. Retaknya Perkawinan
b. Abstinensi Setelah Melahirkan
c. Perbedaan Fekunditas

III. Kesimpulan

Selasa, 12 November 2013

Keluarga


Pada dasarnya setiap manusia dan makhluk hidup pasti memiliki sesuatu hal yang mereka sayangi dan paling mereka sayangi. Entah itu berupa benda kesayangan, pacar, teman atau keluarga sendiri. Mereka yang menyayangi akan suatu hal pasti akan mereka jaga dan mereka rawat agar apa yang dia sayangi tidak pernah hilang dari hidupnya.

Saya, saya sendiripun memiliki sesuatu yang amat paling saya sayangi dan saya takuti untuk hilang dari hidup saya, yaitu KELUARGA saya. Dimana keluarga saya yang terdiri dari 7 anggota keluarga yang diantaranya kedua orang tua, satu kakak dan tiga adik saya. Merekalah yang amat saya sayangi dan saya cintai didunia ini setelah tuhan saya. Mereka adalah berlian yang paling berharga. Karena mereka lah tempat saya mengadu, tempat saya bersandar, tempat saya bercerita disaat sedih dan tempat dari segala tempat yang membuat saya nyaman dan bahagia.


Karena meurut saya pribadi memiliki sebuah keluarga itu adalah sesuatu yang pasti manusia inginkan, apalagi kita hidup dikeluarga yang rukun. Karena dengan adanya keluarga hidup kita itu merasa tidak sendirian, ada ayah ibu dan saudara kita yang selalu siap dikala sedih ataupun senang. Oleh karena itu saya pribadi mempunyai prinsip bahwa saya tidak pernah takut akan kehilangan apapun didunia ini, asalkan saya tidak pernah kehilangan keluarga saya sendiri dan jauh dari tuhan. Karena buat saya KELUARGA itu anugrah tuhan yang terindah yang saya miliki.




#mohon maaf untuk sementara belum ada foto keluarganya  (^_^)

Sabtu, 09 November 2013

Kalimat Turunan

Dalam kajian bahasa dibedakan unsur bahasa yang sederhana dan unsur yang kompleks. Dalam morfologi terdapat kata sebagai objek kajian morfologi yang memiliki sifat yang demikian itu yang disebut sebagai kata dasar atau kata turunan. Kata Dasar merupakan dasar pembentukan kata turunan, kata turunan merupakan bentukan dari kata dasar.

Begitu pula dalam sintaksis. Kalimat sebagai objek kajian sintaksis juga dibedakan atas kalimat dasar dan kalimat turunan, kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat turunan mencakupi turunan tunggal dan kalimat turunan majemuk. Kalimat turunan tunggal merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas satu klausa, sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Jadi istilah dasar dan turunan dilihat dari peranan dalam pembentukan.


Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.

Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.
Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.

Contoh :
         
            Kami mahasiswa Indonesia.
            Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
            Mobil orang kaya itu ada delapan.
Kalimat tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek.


Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.

Perhatikan contoh diberikut ini.
Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
S                        P1                           O1
harus menjunjung tinggi etika profesi .
            P2                               O2
Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampusketika
S1               P1               O1                     Ket
para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur .
S2                                    P2            O2

Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar.Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama.Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :
            Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
            Kedudukan tiap kalimat sederajat

Penghubung  Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara
Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
Penjumlahan
menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses
dan, serta, baik, maupun
Pertentangan
menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
Pemilihan
menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
Atau
Perurutan
menyatakan kejadian yang berurutan
lalu, kemudian

Contoh kalimat majemuk setara :
            Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
            Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
            Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
            Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

Kalimat Majemuk Bertingkat
Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.

Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat
Jenis
Hubungan
Kata Penghubung
a. waktu
sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil,
sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
b. syarat
jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, bilamana, manakala
c. tujuan
agar, supaya, untuk, biar

d. konsesif
walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)

e. pembandingan
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih,
f. sebab/alas an
sebab, karena
g. akibat/hasil
sehingga, sampai-sampai, maka
h. cara/alat
dengan, tanpa
i. kemiripan
seolah-olah, seakan-akan
j. kenyataan
Padahal, nyatanya
k. penjelasan/ kelengkapan
Bahwa


Contoh kalimat majemuk bertingkat:
            Dia datang ketika kami sedang rapat.
            Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
           Anda harus bekerja keras agar berhasil.
            Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.

   Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.

Kalimat Efektif (Pengertian, Ciri dan contoh Kalimat Efektif)

Pengertian Kalimat Efektif
          Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1.Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.

Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek

Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).

Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4.Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6.Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.

Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:

a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)

b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)

c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.

e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?

Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.